RSS

SNI Domba Garut

1    Ruang lingkup

Standar ini menetapkan spesifikasi, persyaratan mutu, dan cara pengukuran bibit domba
Garut.  Standar ini hanya berlaku untuk bibit sebar.

2    Istilah dan definisi   

2.1 bibit dasar (foundation stock) 
bibit yang diperoleh dari proses seleksi rumpun atau galur yang mempunyai nilai pemuliaan
diatas nilai rata-rata

2.2  bibit domba Garut 
domba Garut yang memenuhi persyaratan spes ifikasi, persyaratan mutu tertentu, 
mempunyai silsilah untuk menghasilkan bibit serta memiliki daya produksi dan reproduksi
yang baik

2.3 bibit induk (breeding stock)  
bibit yang diperoleh dari proses pengembangan bibit dasar 

2.4 bibit sebar (commercial stock)  
bibit yang diperoleh dari proses pengembangan bibit induk

2.5 daun telinga ngadaun hiris 
bentuk daun telinga  yang menyerupai daun hiris atau kacang gude ( cajanus cajan) dengan 
panjang 4 cm – 8 cm  
                                
2.6  daun telinga rumpung 
bentuk daun telinga yang tumbuh kecil panjangnya kurang dari 4 cm   
2.7 domba Garut  
domba yang memiliki kombinasi daun telinga rumpung atau ngadaun hiris dengan ekor
ngabuntut bagong atau ngabuntut beurit

2.8 ekor ngabuntut bagong
bentuk ekor domba yang menyerupai segitiga dengan timbunan lemak pada pangkal ekor
dengan lebar lebih dari 11 cm dan mengecil pada ujung ekor

2.9 ekor ngabuntut beurit
bentuk ekor domba yang menyerupai segitiga tanpa timbunan lemak dengan bentuk yang
mengecil pada ujung ekor 

2.10 gayor 
bentuk tanduk dari pangkal tanduk ke belakang melingkar ke bawah keluar

2.11 leang
bentuk tanduk yang pertumbuhannya ke samping

2.12 ngabendo
bentuk tanduk dari pangkal tanduk melingkar ke belakang tidak lebih dari satu putaran

2.13 ngagolong tambang
bentuk tanduk yang melingkar lebih dari satu putaran 

3    Spesifikasi

Domba Garut memiliki spesifikasi pada daun telinga, ekor dan tanduk.

3.1  Daun telinga 
3.1.1  Daun telinga rumpung dengan panjang kurang  dari 4 cm seperti pada Gambar 1. 

Gambar 1 - Bentuk daun telinga rumpung 
3.1.2  Daun telinga ngadaun hiris  dengan panjang 4 cm - 8 cm seperti pada Gambar 2. 
Gambar 2 - Bentuk daun telinga ngadaun hiris 



3.2    Ekor
3.2.1   Ekor ngabuntut bagong seperti pada Gambar 3. 
                                                  
 
Gambar 3 - Ngabuntut bagong 

3.2.2    Ekor ngabuntut beurit seperti pada Gambar 4. 
Gambar 4 - Ngabuntut beurit 
3.3.1   Tanduk leang seperti pada Gambar 5. 
Gambar 5 - Tanduk leang 


3.3.2  Tanduk gayor seperti pada Gambar 6. 
Gambar 6 - Bentuk tanduk gayor 

3.3.3    Tanduk ngabendo seperti pada Gambar 7. 
Gambar 7 - Bentuk tanduk ngabendo 
3.3.4    Tanduk ngagolong tambang seperti pada Gambar 8. 
                                               
Gambar 8 - Bentuk tanduk ngagolong tambang 

4    Persyaratan mutu 

4.1    Persyaratan umum
4.1.1 Sehat dan bebas dari penyakit hewan menul ar yang dinyatakan oleh dokter hewan 
yang berwenang.


4.1.2   Bebas dari cacat fisik seperti: 
a)  rahang atas dan bawah tidak simetris,                                                                                                      
b)  punggung  cekung atau cembung,
c)  cacat alat reproduksi,
d)  puting lebih dari 2 buah (kriptokid atau super numeriteat),  
e)  kaki  X dan atau O,
f)  perut  menggantung. 

4.2    Persyaratan kualitatif 
4.2.1  Memiliki kombinasi antara daun telinga rumpung  atau ngadaun hiris  dengan bentuk 
ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong. 
4.2.2  Bentuk tanduk pada jantan gayor, ngabendo, leang atau ngagolong tambang pada 
umur domba memasuki dewasa tubuh (18 bulan) 
4.2.3  Warna bulu pada jantan dan betina  hitam, putih, coklat atau kombinasinya. 

4.3    Persyaratan kuantitatif
Persyaratan kuantitatif minimum domba Garut sesuai Tabel 1.
Tabel 1 - Persyaratan kuantitatif minimum domba Garut 
NoParameterSatuanJantanBetina
1
Bobot Lahir
kg
2,8
2,4
2
Bobot Sapih (3 Bulan)
kg
11,5
9,1
3
Bobot Dewasa (18 Bulan)
kg
58,0
37,0
4
Panjang Badan (18 Bulan)
cm
64,0
57.0
5
Lingkar Dada (18 Bulan)
cm
89,0
77,0
6
Tinggi Pundak (18 Bulan)
cm
74,0
66,0
    

5    Cara pengukuran

5.1    Umur
Menentukan umur berdasarkan catatan kelahiran dan atau perkiraan umur berdasarkan 
perkembangan dan perubahan gigi seri seperti  pada Tabel 2.
Tabel 2 - Perkembangan dan perubahan  gigi seri 
No.Gigi SeriKondisiUmur Domba
1Central (S)Telah Ada0 minggu - 1 minggu
2Intermediate (I)Telah Ada1 minggu - 2 minggu
3Lateral (L)Telah Ada2 minggu - 3 minggu
4Corner (C)Telah Ada3 minggu - 4 minggu
5S,I,L dan CLengkap1 tahun
6Central (S)Permanen (1 Pasang)1 tahun - 1,5 tahun
7Intermediate (I)Permanen (2 Pasang)1,5 tahun - 2 tahun
8Lateral (L)Permanen (3 Pasang)2,5 tahun - 3 tahun
9Corner (C)Permanen (4 Pasang)3 tahun - 4 tahun




5.2    Bobot badan
Dilakukan menggunakan alat timbang yang sudah ditera sesuai standar, dinyatakan dalam
kilogram (kg).

5.3    Tinggi pundak (TP)
Jarak tertinggi pundak sampai tanah, diukur dengan menggunakan tongkat ukur dalam
satuan sentimeter (cm).

5.4    Panjang badan (PB)
Jarak garis lurus dari tepi tulang  processus spinosus  dari  vertebrae thoracalis  tertinggi
sampai benjolan tulang tapis (tulang duduk /  os.ischium) diukur menggunakan pita ukur, 
dinyatakan dalam cm.

5.5    Lingkar dada (LiD)
Diukur melingkari rongga dada melalui  os.scapula menggunakan pita ukur, dinyatakan 
dalam cm. 




Bibliografi 

Departemen  Pertanian. 2003.  Pengembangan Industri Benih dan Bibit Peternakan di 
Indonesia.  Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan Direktorat Perbibitan.  Jakarta
Departemen   Pertanian. 2003.  Pedoman Pembibitan Ternak Sapi, Kerbau
Kambing/Domba, Babi dan Ayam Buras/Itik di Pedesaan (Village Breeding Center). 
Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan Direktorat Perbibitan.  Jakarta.
Heriyadi, D. 2005.  Identifikasi Sifat-sifat Kualitatif Domba Garut Jantan Tipe Tangkas. Jurnal
Ilmu ternak, Dember 2005.  Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Bandung
Heriyadi, D. 2006 identifikasi Sifat-sifat Kuantitatif Domba Garut Betina.  Jurnal Agroland,
Vol.13, No. 1, Maret 2006 2006 Universitas Tadulako Palu.
Heriyadi, D., MH. Hadiana, DC Budinuryant o, dan A.Anang.2003.  Standardisasi Domba 
Garut. Kerjasama antara Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan Lembaga Penelitian
Universitas Padjadjaran. Bandung.
Heriyadi, D., T.D.  Lestari, dan N. Mayasari 2005 Pernak Pernik Domba Garut Bagian 3.
Majalah Mandala Peternakan Edisi 7. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.  Bandung 
Heriyadi, D., T.D.  Lestari, dan N. Mayasari 2006 Pernak Pernik Domba Garut Bagian 4.
Majalah Mandala Peternakan Edisi 8. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.  Bandung 
Heriyadi,D.,2005. Pernak Pernik Domba Garut Bagian 2. Majalah Mandala Peternakan Edisi
6. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.  Bandung
Merkens, J dan R.  Soemirat.  1926.  Bijdrage Tot De Kennis Van De Geitenfokkerijein
Nederlandsch Oost Indie.  Dalam Ned. Ind. Bladen v. Diergeneesk. Vol. 38:395-414.
Nurhayati, D. 2002.  Karakteristik Ukuran Kepala, Kaki dan Ekor Bibit Domba Priangan Tipe
Tangkas.  Skripsi.  Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.  Bandung.
Renny SSR. 2002.  Karakteristik Ukuran-Ukuran Tubuh Bibit Domba Priangan Tipe Tangkas. 
Skripsi.  Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.  Bandung.
Standardisasi Domba Garut Bibit Jawa Barat Tahun 2002. 






BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN 
Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 
Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 

Telp: 021- 574 7043;  Faks: 021- 5747045;  e-mail : bsn@bsn.or.id

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS